Unsur-unsur
wacana
Wacana
memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal) dan unsur luar
(eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan, sedangkan
unsur eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana itu sendiri. Kedua
unsur tersebut membentuk satu kepaduan dalam suatu struktur yang utuh dan
lengkap (Mulyana, 2005: 7-11).
a. Unsur-unsur
internal wacana
Unsur
internal wacana terdiri atas satuan kata atau kalimat. Yang dimaksud dengan
satuan kata adalah kata yang berposisi sebagai kalimat, atau yang juga dikenal
dengan sebutan ‘kalimat satu kata’. Untuk menjadi satuan wacana yang besar,
satuan kata atau kalimat tersebut akan bertalian, dan bergabung membentuk
wacana.
1) Kata
dan kalimat. Kata, dilihat dalam sebuah struktur yang lebih besar, merupakan
bagian kalimat. Sebagaimana dipahami selama ini, kalimat selalu diandaikan
sebagai susunan yang terdiri dari beberapa kata yang bergabung menjadi satu
oengertian dengan intonasi sempurna (final).
2) Teks
dan koteks. Istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan bahasa tulis, dan
wacana bahasa lisan. Dalam konteks ini, teks dapat disamakan dengan naskah.
Sedangkan istilah koteks adalah teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan
memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks yang satu memiliki hubungan dengan
teks lainnya.
b. Unsur-unsur
eksternal wacana
Unsur
eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu yang menjadi bagian wacana, namun
tidak nampak eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual wacana.
Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana. Unsur-unsur eksternal
ini terdiri atas implikatur, preuposisi, referensi, inferensi, dan konteks.
Analisis dan pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut dapat membantu pemahaman
tentang suatu wacana.
1) Implikatur
adalah ujaran yang menyiratkan sesuatu yang berbeda dengan yang sebenarnya
diucapkan. Sesuatu yang “berbeda” tersebut adalah maksud pembicara yang
dikemukakan secara eksplisit. Dengan kata lain, implikatur adalah maksud,
keinginan, atau ungkapan-ungkapan hati yang tersembunyi.
2) Istilah
presuposisi adalah perkiraan, persangkaan, atau rujukan. Dengan kata lain
presuposisi adalah anggapan dasar atau penyimpulan dasar mengenai konteks dan
situasi berbahasa yang membuatu bentuk bahasa menjadi bermakna bagi
pendengar/pembicara.
3) Referensi
adalah hubungan antar kata dengan benda (orang, tumbuhan, buku, sesuatu
lainnya) yang dirujuknya. Referensi merupakan perilaku pembicara/penulis.
4) Inferensi
berarti kesimpulan. Dalam bidang wacana inferensi berarti sebagai proses yang
harus dilakukan pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat di dalam wacana yang
diungkapkan oleh pembicara/penulis.